Thursday, January 4, 2018

LAPORAN LIMNOLOGI (Pengukuran Debit Air, Parameter Biologi, Analisis Kualitas Air Parameter Fisika Kimia)

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
a. Pengukuran Debit Air
Istilah limnologi berasal dari bahasa Yunani, kata “limne” berarti genangan rawa atau danau. Limnologi menjadi ilmu dari perairan umum, berhubungan seluruh factor yang mempengaruhi populasi yang hgidup dalam perairan itu, dan termasuk perairan mengalir (lotik) dan perairan tergenang (lentik). Permukaan bumi secara umum terdiri atas bagian daratan dan bagian perairan. Kemudian bagian perairan ini dibedakan lagi menjadi perairan umum dan perairan laut. Secara keseluruhan kedua habitat perairan ini sangat menentukan kehidupan manusia karen menyentuh ke segala aspek. Salah satu contohnya adalah waduk.
Perairan waduk adalah badan air terbentuk karena pembendungan air aliran sungai oleh manusia. Kehadiran suatu waduk merubah ekosistem daratan menjadi perairan, yang akibatnya akan merubah pula tatanan sosial ekonomi dan budaya yang ada (Dahuri, 1994).
Debit air adalah jumlah air yang mengalir dari suatu penampang tertentu (sungai/ saluran/ mata air) persatuan waktu. Pemilihan lokasi pengukuran debit air adalah di bagian sungai yang relatif lurus, jauh dari pertemuan cabang sungai, tidak ada tumbuhan air, aliran tidak turbulen, serta aliran tidak melimpah melewati tebing sungai (Penuntun Pratikum Limnologi, 2011).
Waduk atau danau buatan adalah genangan air yang terjadi akibat pembendungan aliran air atau sungai yang bersifat bukan alami. Pembangunan DAM pada suatu aliran sungai mengakibatkan terjadinya perubahan dari ekosistem perairan mengalir (lotik) menjadi  ekosistem perairan tergenang (lentik). Perubahan ekosistem ini dapat pula mempengaruhi kehidupan biota perairan sungai asalnya (Welch, 1952).
b. Parameter Biologi
Didalam ekosistem bahari, organisme hidup dapat dibedakan atas 3 kategori yaitu produsen, konsumen dan pengurai. Fitoplakton sebagai produsen primer adalah tumbuhan yang mengapung dan melayang atau fitoplankton yang berukuran kecil dan terdapat dalam jumlah yang cukup besar dan konsumen bertindak sebagai penghubung produsen primer dengan tingkat pakan yamng tinggi adalah zooplankton. Zooplakton akan dimakan oleh karnivor yang lebih besar, sehingga peranan plankton didalam ekosistem bahari sangatlah penting (Avenvair, 1994).
Menurut Thoha dan Adi (2003), plakton merupakan salah satu unsure yang penting dalam rantai makanan. Plakton adalah organisme yang melayang dalam air, tidak bergerak atau bergerak sedikit serta selalu mengitari arus. Plakton tersusun atas jasad-jasad nabati mikroskopis (phytoplankton) serta jasad-jasad renik hewani mikroskopis (zooplankton).
Hauer dan Lambert (1996) menyatakan ada beberapa alasan mengapa kelompok benthos ini cocok untuk digunakan sebagai indicator biologi pencemaran, yaitu benthos mempunyai kepekaan yang berbeda-beda terhadap berbagai bahan pencemar serta memberikan reaksi yang cepat, selain itu benthos ini tidak mempunyai kemampuan bermigrasi jika kondisi perairan tidak sesuai lagi serta dapat dengan mudah ditangkap dan dipisahkan kedalam beberapa jenis.
c. Analisis Kualitas Air Parameter Fisika dan Kimia 1
Ekosistem air yang terdapat di darat (inland water) secara umum di bagi atas 2 yaitu perairan lentik (lentik water), atau juga disebut sebagai perairan tenang, misalnya danau, rawa, waduk, situ, telaga dan sebagainya dan perairan lontik (lontic water), disebut juga sebagai perairan berarus deras, misalnya sungai, kali, kanal, parit dan sebagainya (Barus, 2003).
Kualitas Air adalah istilah yang menggambarkan kesesuaian atau kecocokan air untuk penggunaan tertentu, misalnya: air minum, perikanan, pengairan/irigasi, industri, rekreasi dan sebagainya. Peduli kualitas air adalah mengetahui kondisi air untuk menjamin keamanan dan kelestarian dalam penggunaannya. Kualitas air dapat diketahui dengan melakukan pengujian tertentu terhadap air tersebut. Pengujian yang biasa dilakukan adalah uji kimia, fisik, biologi, atau uji kenampakan (bau dan warna) (ICRF,2010).
d. Analisis Kualitas Air Parameter Kimia 2
Kualitas air secara umum menunjukkan mutu atau kondisi air yang dikaitkan dengan suatu kegiatan atau keperluan tertentu Dengan demikian, kualitas air akan berbeda dari suatu kegiatan ke kegiatan lain, sebagai contoh: kualitas air untuk keperluan irigasi berbeda dengan kualitas air untuk keperluan air minum. Air yang jernih bukan berarti air yang baik bagi ikan, karena jernih bukan satu-satunya sarat air berkualitas bagi ikan. Sering dijumpai ikan hidup dan berkembang dengan "subur" justru pada air yang bagi manusia menimbulkan kesan jorok. Ikan hidup dalam lingkungan air dan melakukan interaksi aktif antara keduanya. Ikan-air boleh dikatakan sebagai suatu sistem terbuka dimana terjadi pertukaran materi (dan energi), seperti oksigen (O2), karbon dioksida (CO2), garam-garaman, dan bahan buangan. Pertukaran materi ini terjadi pada antarmuka (Interface) ikan-air pada bahan berupa membran semipermeabel yang terdapat pada ikan. Kehadiran bahan-bahan tertentu dalam jumlah tertentu akan mengganggu mekanisme kerja dari membran tersebut, sehingga ikan pada akhirnya akan terganggu dan bisa tewas. Ikan telah berevolusi selama jutaan tahun pada kondisi lingkungan yang stabil. Oleh karena itu, dalam lingkungan alamiahnya mereka tidak perlu beradaptasi dengan berbagai perubahan drastis yang terjadi. Bahkan kondisi lingkungan mereka memiliki mekanisme tertentu untuk menjaga terjadinya perubahan mendadak. Sedangkan pada lingkungan akuarium, sebagai sebuah sistem tertutup, perubahan mandadak dan drastis terhadap parameter air kerap terjadi (seperti suhu, pH, kandungan amonia dll), sehingga akan menyebabkan ikan stres dan tidak jarang menyebabkan kematian (O-fish, 2010).
e. Tanaman Air
Tumbuhan akuatik juga disebut tumbuhan hidrophytic atau hydrophytes adalah tumbuhan yang telah disesuaikan untuk tinggal di atau pada lingkungan perairan. Karena hidup pada atau di bawah air permukaan memerlukan banyak adaptasi khusus, air tanaman hanya dapat tumbuh dalam air atau selamanya jenuh tanah. Aquatic vascular tanaman dapat ferns atau angiosperms (dari berbagai keluarga, termasuk di antara monocots dan dicots). Seaweeds tidak vaskular tanaman tetapi multisellular laut algae, dan karena itu biasanya tidak termasuk dalam kategori tanaman air. Dibandingkan dengan jenis tanaman seperti mesophytes dan xerophytes, hydrophytes tidak ada masalah dalam menahan air karena banyaknya air dalam lingkungan. Ini berarti tanaman telah kurang perlu mengatur pengeluaran keringat (memang, peraturan dari penembusan akan memerlukan lebih banyak energi daripada keuntungan yang mungkin timbul) (Wikipedia, 2011).
1.2. Tujuan dan Manfaat
a. Pengukuran Debit Air
Tujuan dari praktikum ini adalah supaya praktikan dapat mengukur debit air yang ada di aliran waduk. Sedangkan manfaatnya adalah agar setiap praktikan mampu menghitung debit air yang dianalisa di laboratorium.
b. Parameter Biologi
Tujuan dari praktikum ini adalah agar mahasiswa mampu mengidentifikasi jenis-jenis plankton dan bentos di suatu perairan, menghitung kepadatannya, dan menghitung lebih lanjut beberapa indeks yang biasa dipakai untuk mendeskripsikan mutu perairan secara cepat seperti indeks keragaman, keseragaman dan indeks dominasi.
c. Analisis Kualitas Air Parameter Fisika dan Kimia 1
Tujuan dari praktikum ini adalah supaya praktikan dapat mengukur oksigen terlarut, karbondioksida bebas, alkalinitas, pH dan suhu yang ada di aliran waduk. Sedangkan manfaatnya adalah agar setiap praktikan mampu menghitung oksigen terlarut, karbondioksida bebas, alkalinitas, pH dan suhu yang dianalisa di waduk.
d. Analisis Kualitas Air Parameter Kimia 2
Tujuan dari praktikum ini adalah agar praktikan dapat mengukur kualitas air dilihat dari segi parameter kimia yaitu nitrat-nitrogen dan orthofosfat. Sedangkan manfaat dari pratikum ini adalah pratikan mampu mengetahui kandungan nitrat-nitrogen dan ortopospat dalam perairan.
e. Tanaman Air
Tujuan dari pratikum ini adalah agar mahasiswa mengenal jenis-jenis dan klasifikasi dari tanaman air itu sendiri. Manfaatnya mengetahui jenis dan klasifikasi tanaman air.


TINJAUAN PUSTAKA

Yang dimaksud dengan debit air yaitu, jumlah air yang mengalir pada satuan waktu sambul debit = Q. satuan yang sering digunakan : Volume/waktu =  Liter/detik (Fajar, 2001).
Menurut Sunu (2001) menyatakan bahwa perairan umum adalah bagian permukaan bumi yang secar permanent maupun berkala digenangi oleh air, baik air tawar, payau maupun air laut, mulai dari garis pasang surut terendah kea rah daratan dan badan air tersebut terbentuk secara alami atau buatan.
Air adalah zat yang mengelilingi semua organisme dan merupakan bagian-bagian terbesar pembentuk tumbuh-tumbuhan dan binatang air. Kualitas air dan kuantitas air suatu perairan yang sangat dipengaruhi parameter fisika, kimia, biologi (Nybakken, 1992).
Menurut Sachlan (1980), waduk adalah sebuah kolam besar tempat mengumpulkan dan menyimpan air untuk dipakai di musim kering. Namun dalam perkembangannya, waduk mempunyai beberapa fungsi lain yaitu untuk pengairan, pengendalian banjir, pembangkit listrik tenaga air, penggerak mesin kebutuhan air minum, perikanan, pariwisata dan lain sebagainya.
Waduk atau danau buatan adalah genangan air yang terbentuk karena pembendungan aliran air bukan alami (man made lake) pembendungan ini dapat mengubah ekosistem perairan mengalir (lotik) menjadi ekosistem perairan tergenang (lentik) yang akan mempengaruhi kehidupan biota asal (Sihotang, 1988).
Debit air adalah jumlah air yang mengalir dari suatu penampang tertentu (sungai/ saluran/ mata air) persatuan waktu. Pemilihan lokasi pengukuran debit air adalah di bagian sungai yang relatif lurus, jauh dari pertemuan cabang sungai, tidak ada tumbuhan air, aliran tidak turbulen, serta aliran tidak melimpah melewati tebing sungai (Penuntun Pratikum Limnologi, 2011).
Dalam pengukuran kualitas air dapat dilakukan dengan menggunakan metode Emboys Float Method dan Metode Weir (Penuntun Pratikum Limnologi, 2011).
Davis (1955) mengatakan bahwa setiap perairan terdapat perkembangan yang dinamis sehingga suatu spesies dapat lebih dominan dari pada yang lain pada interval  yang rel;atif pendek sepanjang tahun. Spesies yang dominan pada suatu bulan sering kali menjadi spesies yang langka pada bulan berikutnya digantikan oleh spesies yang lebih dominan.
Istilah plankton pertama kali ditemukan oleh ahli biologi Jerman, Victer Hensen pada pertengahan abad 19 yang berarti organisme renik yang hidup melayang dalam air yang kemampuan renangnya sangat lemah sehingga pergerakannya sangat dipengaruhi oleh pergerakan air (Djamil, 2004).
Plankton adalah jasad renik yang hidupnya melayang-layang didalam air. Plankton dapat dibedakan dalam 2 macam, yaitu phytoplankton dan zooplankton (Sihotang, 2007).
Organisme plankton pada umunya diambil dengan cara pemekatan air contoh. Pemekatan dimaksudkan agar organisme-organisme plankton yang tertangkap benar- benar mewakili komunitas plankton dalam air. Teknik pemekatan air contoh dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu penyaringan dengan plankton net, pengendapan air contoh dan centrifuge (Dahuri, 1997).
Benthos adalah organisme renik yang hidup didasar perairan. Benthos mencakup biota menempel, merayap dan meliang di dasar laut. Kelompok biota ini hidup di dasar perairan mulai dari garis pasut sampai dasar abisal (Romimohtarto dan Juwana, 2001).
Menurut Adnan Kasry et al, 2009 Benthos adalah organisme (nabati/fitobenthos atau hewani/zoobenthos) yang tinggal dalam dan atau di atas sedimen di dasar suatu parairan. Berdasarkan ukurannya, organisme hewan benthos ini digolongkan atas:
Macrobentic (0,425 – 15 mm)
Meiobentic (0,55 – 1 mm)
Microbentic (< 50µ, misalnya protozoa, rotifera, nematoda)
Benthos sebagai organisme dasar suatu perairan mempunyai habitat yang relatif tetap. Perubahan kualitas air dan substrat tempat hidupnya sangat mempengaruhi komposisi dan kelimpahannya, sehingga kelompok organisme ini sering digunakan sebagai indicator pencemaran di dalam suatu ekosistem perairan (Siagian, M. 1997).
Kualitas air yaitu sifat air dan kandungan makhluk hidup, zat energi atau komponen lain di dalam air. Kualitas air dinyatakan dengan beberapa parameter yaitu parameter fisika (suhu, kekeruhan, padatan terlarut dan sebagainya), parameter kimia (pH, oksigen terlarut, BOD, kadar logam dan sebagainya), dan parameter biologi (keberadaan plankton, bakteri, dan sebagainya) (Effendi, 2003).
Lima syarat utama kualitas air bagi kehidupan ikan adalah (O-fish, 2009):
1. Rendah kadar amonia dan nitrit
2. Bersih secara kimiawi
3. Memiliki pH, kesadahan, dan temperatur yang sesuai
4. Rendah kadar cemaran organik, dan
5. Stabil
Pengukuran kualitas air dapat dilakukan dengan dua cara, yang pertama adalah pengukuran kualitas air dengan parameter fisika dan kimia, sedangkan yang kedua adalah pengukuran kualitas air dengan parameter biologi (Plankton dan Benthos) (Sihotang, 2006).
Menurut Effendi (2000) nitrat merupakan senyawa nitrogen yang telah teroksidasi secara sempurna dan merupakan senyawa yang atabil dengan adanya oksigen terlarut. Kadar nitrat yang melebihi 5 mg/l menggambarkan terjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan tinja hewan. Sedangkan kadar nitrogen melebihi 0,2 mg/l dapat mengakibatkan terjadinya eutrofikasi.
Menurut Alaert dan Santika (1994) phosphat yang terdapat di perairan alami atau limbah sebagai senyawa ortophosphat, poliphosphat dan phosphat organis. Bila kadar phosphat dalam air alami sangat rendah (0,01 mg/l), pertumbuhan tanaman dan ganggang akan terhalang dan keadaan ini dinamakan oligotrop. Bila kadar phosphat serta nutrien lainnya tinggi, pertumbuhan tanaman dan ganggang tidak terbatas lagi (eutrof), sehingga tanaman tersebut dapat menghabiskan oksigen dalam sungai atau kolam pada malam hari.
Tumbuhan akuatik juga disebut tumbuhan hidrophytic atau hydrophytes adalah tumbuhan yang telah disesuaikan untuk tinggal di atau pada lingkungan perairan. Karena hidup pada atau di bawah air permukaan memerlukan banyak adaptasi khusus, air tanaman hanya dapat tumbuh dalam air atau selamanya jenuh tanah. Aquatic vascular tanaman dapat ferns atau angiosperms (dari berbagai keluarga, termasuk di antara monocots dan dicots). Seaweeds tidak vaskular tanaman tetapi multisellular laut algae, dan karena itu biasanya tidak termasuk dalam kategori tanaman air (Wikipedia, 2011).



BAHAN DAN METODE
3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum Limnologi dengan judul “Pengukuran Debit Air, Parameter Biologi, Analisis Kualitas Air Parameter Fisika dan Kimia 1, Analisis Kualitas Air Parameter Kimia 2, dan Tanaman Air“ ini dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 28 Oktober s/d 25 November 2011 pukul 08.00 WIB – 10.00 WIB, di Laboratorium Limnologi, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau, Pekanbaru.
3.2. Bahan dan Alat
a. Pengukuran Debit Air
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sampel air yang di waduk. Sedangkan alat – alat yang  digunakan dalam praktikum ini adalah tongkat kayu, penggaris, stopwatch, kalkulator, tali, dan botol aqua.
b. Parameter Biologi
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sampel air yang di waduk, bentos dan lugol. Sedangkan alat – alat yang  digunakan dalam praktikum ini adalah planktonet, ember, botol BOD, pipet tetes, mikroskop binokuler, pipa paralon, kantong plastic dan buku identifikasi  plankton.
c. Analisis Kualitas Air Parameter Fisika dan Kimia 1
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sampel air yang di waduk, indicator pH, larutan MnSO4, NaOH, H2SO4, S2O3, Amilum, indicator pp, Na2CO3, dan indicator BC-GMR, . Sedangkan alat – alat yang  digunakan dalam praktikum ini adalah thermometer, botol BOD, erlenmeyer, gelas ukur, dan pipet tetes.
d. Analisis Kualitas Air Parameter Kimia 2
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sampel air, kertas whatman no.42, larutan brucine, larutan H2SO4 pekat, filter Millipore, larutan ammonium molybdate dan larutan SnCl2. Sedangkan alat – alat yang  digunakan dalam praktikum ini adalah beker gelas, vacuum pump, tabung reaksi dan pipet tetes.
3.3. Metode Praktikum
a. Pengukuran Debit Air
Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah metode survei dan pengamatan langsung (in situ) di lapangan dengan mengukur debit air dari waduk Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau, dan penghitungan datanya dilakukan di Laboratorium Limnologi.
b. Parameter Biologi
Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah metode survei dan pengamatan langsung (in situ) di lapangan, serta pengidentifikasian terhadap sampel atau objek dari plankton dan bentos yang diambil dari waduk Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau, diamati dan penghitungan datanya dilakukan di Laboratorium Limnologi.
c. Analisis Kualitas Air Parameter Fisika dan Kimia 1
Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah metode survei dan pengamatan langsung (in situ) di lapangan tepatnya waduk Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau, dan penghitungan datanya dilakukan di Laboratorium Limnologi.
d. Analisis Kualitas Air Parameter Kimia 2
Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah untuk penentuan kadar nitrat-nitrogen menggunakan metode brucine, sedangkan untuk penentuan kadar orthofosfat menggunakan metode SnCl.
e. Tanaman Air
Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah metode survei dan pengamatan langsung (in situ) di lapangan, serta pengidentifikasian terhadap sampel yang diambil dari waduk Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau, diamati di Laboratorium Limnologi.
3.4. Prosedur Praktikum
a. Pengukuran Debit Air
Adapun prosedur praktikum yang dilakukan oleh praktikan adalah berdasarkan atas petunjuk asisten dosen, yakni :
Untuk Emboys Float Method cara kerjanya adalah pertama menentukan panjang selokan yang akan diukur kecepatan arusnya dengan cara meamsang patok kayu sebanyak 6 buah. Kemudian diukur lebar masing-masing W (W1, W2, W3). Lalu diukur panjangnya dari W1-W3. Setelah itu cari kecepatan arusnya dengan menghanyutkan botol aqua dari W1 ke W3. Hitung waktu yang ditempuhnya dengan menggunakan stopwatch. Lalu tentukan kostanta perairan dengan melihat keadaan dasar perairan ( 0,8 untuk dasar perairan yang berbau dan berkerikil dan 0,9 untuk dasar perairan yang berlumpur) kemudian dihitung debit airnya.
Untuk metode Weir cara kerjanya adalah pertama menentukan lebar weir yang digunakan, membendung selokan dengan menggunakan weir, lalu mengukur tinggi perairan dari dasar perairan sampai garis bawah air, mengukur ketinggian air setelah dipasang weir, kemudian menghitung debit dengan menggunakan rumus masing – masing weir.
b. Parameter Biologi
Ambil air dengan menggunakan ember, kemudian saring dengan menggunakan planktonet. Lakukan sebanyak 10 kali penyaringan. Setelah itu masukkan sampel yang tersaring kedalam botol BOD dan tambahkan larutan lugol sampai warna sampel berubah menjadi warna kuning teh. Kemudian bawa ke laboratorium untuk diamati. Catat hasil yang diperoleh.
Ambil sampel bentos dengan menggunakan pipa paralon, kemudian saring. Bentos yang tersaring kemudian dimasukkan ke dalam kantong plastik lalu di bawa ke laboratorium untuk diamati.
c. Analisis Kualitas Air Parameter Fisika dan Kimia 1
Cara mengukur suhu, termometer dicelupkan kedalam air selama kurang lebih 5 menit dan dicatat suhu yang ditunjukkan oleh skala termometer (posisi termometer masih berada dalam air). Kemudian ukur pH nya dengan mencelupkan indikator pH, lalu sesuaikan pada kotak indikator.
Pada analisis okesigen terlarut, ambil sampel air waduk dengan menggunakan botol BOD (jangan sampai ada gelembung). Kemudian tambahkan 1 ml MnSO4 dan 1 ml NaOH sampai terbentuk endapan. Setelah itu tambahkan 1 ml H2SO4 pekat, kocok sampai endapan hilang. Ambil 50 ml air sampel menggunakan gelas ukur masukkan kedalam erlenmeyer. Titrasi dengan S2O3 sampai berubah warna menjadi kuning pucat. Lalu tambahkan 1 tetes amilum hingga warna berubah menjadi biru. Kemudian titrasi kembali dengan menggunakan S2O3 sampai warna biru hilang. Lalu hitung oksigen terlarut nya.
Pada analisis karbondioksida bebas, ambil 25 ml sampel dengan menggunakan gelas ukur, masukkan kedalam erlenmeyer. Tambahkan 3 tetes indikator pp sampai warna sampel menjadi merah. Kemudian titrasi dengan menggunakan Na2CO3 sebanyak 3 ml sampai berubah warna menjadi pink. Hitung karbondioksida bebasnya.
Pada analisis alkalinitas, ambil 50 ml sampel dengan menggunakan gelas ukur, masukkan kedalam erlenmeyer. Tambahkan 4 tetes indikator pp sampai warna sampel menjadi merah. Kemudian tambahkan 2 tetes indikator BC-GMR sampai warna berubah menjadi biru. Selanjutnya titrasi dengan H2SO4 (0,022) sampai warna sampel menjadi orange. Hitung alkalinitasnya.
d. Analisis Kualitas Air Parameter Kimia 2
1. Penentuan kadar nitrat-nitrogen
a. Ambil Air sampel yang telah di saring dengan kertas saringan whatman no.42 sebanyak 5 ml.
b. Masukkan larutan brucine sebanyak 0,1 ml atau 1 tetes kedalam air sampel aduk hingga berwarna kuning.
c. Lalu masukkan 1 ml atau 20 tetes larutan H2SO4 pekat.
d. Amati warna larutan, bila berwarna cerah maka nitrat-nitrogen yang terkandung dalam air kadarnya rendah bila berwarna gelap maka nitrat-nitrogen yang terkandung dalam air kadarnya tinggi
2. Penentuan kadar orthofosfat
a. Ambil Air sampel yang telah di saring dengan kertas saringan milipore sebanyak 5 ml.
b. Masukkan 0,2 ml atau 4 tetes larutan ammonium molybdate
c. Setelah itu, masukkan 1 tetes arutan SnCl2 maka akn berubah warna biru
d. Amati warna larutan bila berwarna cerah maka orthofosfat yang terkandung dalam air kadarnya rendah bila berwarna gelap maka orthofosfat yang terkandung dalam air kadarnya tinggi.



HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
a. Pengukuran Debit Air
Berdasarkan hasil pengamatan, diperoleh hasil sebagai berikut :
Diketahui :
Emboys Float Method
Diketahui :
 
         
 
 
A = 0,8
L = 192 cm = 1,92 m
T = 29 detik
Ditanya : R ........?
Jawab :



 m3/detik
Metode Weir
Dalam metode ini yang digunakan adalah Trapezoid Weir.
Diketahui :
Lebar = 30 cm = 0,30 m
tinggi = 10 cm = 0,10 m
H = 60 cm = 0,60 m
Ditanya : Q........?
Jawab :
Q = 3,367 LH3/2
= 3,367 (0,30) (0,60)3/2
= 1.010 . 0,464
= 0,468 m3/detik
b. Parameter Biologi
Berdasarkan hasil pengamatan, diperoleh hasil sebagai berikut :


Gambar 1. Jenis plankton yang ditemukan
N = n x A/B x C/D x 1/E
Diketahui :
n = 10
A = 22x22 mm = 484 mm2
B = 43,34 mm2 B = S x diameter lap. pandang
C = 120 ml = 0,12 L    = 22 x 1,97
D = 0,06 ml = 0,00006 L    = 43,34 mm2
E = 10 L
Penyelesaian :
N = n x A/B x C/D x 1/E
    = 10 x 484 mm2/43,34 mm2 x 0,12 L/0,00006 L x 1/10 L
    = 10 x 11,167 mm2 x 2000 L x 0,1 L
    = 22334



Gambar 2. Jenis bentos yang ditemukan
c. Analisis Kualitas Air Parameter Fisika dan Kimia 1
Berdasarkan hasil pratikum, diperoleh hasil sebagai berikut :
Suhu
Pengukuran dengan menggunakan termometer diperoleh hasil suhu perairan waduk 280C
Derajat keasaman (pH)
pH di perairan waduk 6.
Oksigen terlarut (DO)
ml titran = 2 ml
N titran = 0,025
ml sampel = 50 ml



Karbondioksida (CO2) bebas
ml titran = 3 ml
N titran = 0,0454
V sampel = 25 ml

     

Alkalinitas
ml sampel = 50 ml
N titran = 0,022
a = 1,5 ml

       

d. Analisis Kualitas Air Parameter Kimia 2
Berdasarkan hasil pratikum, diperoleh hasil pengukuran dengan mengamati warna larutan  yaitu : kadar orthofosfat adalah rendah  dan kadar nitrat-nitrogen adalah rendah.
e. Tanaman Air
Berdasarkan hasil pratikum diperoleh hasil sebagai berikut :




Gambar 3. Jenis tanaman air yang ditemukan
4.2. Pembahasan
Dari  hasil yang telah diperoleh maka dapat diketahui bahwa debit air dari aliran air yang ada di sekitar waduk Faperika adalah 0,085 m3/detik dengan menggunakan Emboys Float Method dan 0,468 m3/detik dengan menggunakan Trapezoid Weir. Untuk itu perlu diperhatikan pemilihan lokasi pengukuran debit air yakni di bagian sungai yang relatif lurus, jauh dari pertemuan cabang sungai, tidak ada tumbuhan air, aliran tidak turbulen, serta aliran tidak melimpah melewati tebing sungai.
Menurut Sachlan (1980) perairan umum merupakan sumberdaya yang mempunyai potensi besar baik bagi perikanan maupun untuk kehidupan manusia. Air merupakan bagian yang esensial dari protoplasma dan dapat dikatakan bahwa semua jenis makhluk hidup bersifat aquatic.
Plankton adalah organisme yang hidupnya terombang ambing oleh arus. Mereka terdiri dari makhluk yang hidupnya sebagai hewan (zooplankton), dan makhluk yang hidupnya sebagai tumbuhan (fitoplankton).
Zooplankton ialah hewan-hewan laut yang planktonik, sedangkan fitoplankton terdiri dari tumbuhan yang bebas melayang dan hanyut serta mampu berfotosintesis.
Fitoplankton sebagai produser primer mempunyai peran yang sangat penting bila dipandang dari penghasilan bahan organik dan anorganik via klorofil dan bantuan sinar matahari. Berbeda dengan zooplankton. Tetapi ia memakan fitoplankton untuk pertumbuhannya.
Pada praktikum parameter fisika dan kimia suatu perairan dilakukan dengan menggunakan alat masing-masing yang fungsinya berbeda-beda.
Pada pengukuran suhu digunakan thermometer raksa yang dicelupkan kedalam perairan yang kondisi awal thermometer pada posisi 0oC.
Pada pengukuran parameter kimia digunakan bahan larutan kimia. Pada pengukuran oksigen terlarut dilakukan dengan mengambil air sample dengan menggunakan botol BOD tanpa adanya gelembung udara didalam air sample kemudian ditambahkan 1 ml larutan MnSO4 dan 1 ml NaOH hingga terbentuk endapan. Kemudian tambahkan 1 ml H2SO4 dikocok hingga endapan hilang kemudian dipindahkan kedalam elemeyer bervolume 50 ml dan titrasi dengan tiosulfat  sampai berwarna kuning pucat. Kemudian teteskan 1 tetes larutan amilum sampai berwarna biru, lalu titrasi dengan tiosulfat dan catat banyak larutan titrasi yang habis hingga warna biru tua hilang lalu masukkan kedalam rumus.
Pada pengukuran karbondioksida bebas dilakukan dengan mengambil sample air dengan botol BOD kedap gelembung udara, lalu air sample dimasukkan kedalam botol erlemeyer sebanyak 25 ml, kemudian tambahkan 3 tetes indicator pp selanjutnya ditambahkan natrium karbonat sehingga air berubah warna merah jambu. Kemudian hitung banyaknya natrium karbonat yang habis.
Pada pengukuran pH dilakukan dengan menggunakan kertas indicator pH yang dicelupkan diperairan selama beberapa saat kemudian tentukan besar pH dengan perbandingan warna kertas dengan tabel warna penentu besar pH.
Pada pengukuran alkalinitas dilakukan dengan mengambil sample air dengan botol erlemeyer sebanyak 50 ml, kemudian tambahkan 4 tetes indicator pp selanjutnya ditambahkan 2 tetes indicator BC-GMR hingga berwarna biru. Kemudian titrasi dengan larutan H2SO4 (0,022) hingga berubah menjadi warna orange. Kemudian hitung banyaknya titrasi yang habis.
Nitrat (NO3-) adalah bentuk senyawa nitrogen yang merupakan sebuah senyawa stabil. Nitrat merupakan salah satu senyawa penting untuk sintesis protein tumbuhan dan hewan, akan tetapi nitrat pada konsentrasi yang tinggi dapat menstimulasi pertumbuhan ganggang yang tidak terbatas.
Kadar nitrat di perairan tidak kurang dari 0,2 mg/l. Apabila kurang dari kadar tersebut, maka daya dukung perairan tersebut secara alami untuk kehidupan ikan tidak memadai. Hal ini dikarenakan kadar nitrat yang rendah tidak mampu berbuat banyak untuk pertumbuhan fitoplankton sebagai makanan ikan.
Fosfat merupakan salah satu unsur penting dan banyak terdapat di sungai, hal ini disebabkan karena sungai banyak membawa bahan-bahan dan sampah organic maupun sumber fosfat daratan lainnya sehingga konsentrasi fosfat di sungai lebih besar dari sekitarnya.
Sumber utama phosphat anorganik adalah dari penggunaan detergen, alat pembersih untuk keperluan rumah tangga atau industri dan pupuk pertanian, sedangkan phosphat organik berasal dari makanan dan buangan rumah tangga.


KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dalam pengukuran debit air ada 2 metode yaitu Emboys Float Method dan Metode Weir. Untuk metode Weir terdiri dari tiga yaitu Rectangular Weir, 9 North Weir, dan Trapezoid Weir.
Setelah dilakukan pengamatan, dapat disimpulkan bahwa debit air dari aliran air yang ada di sekitar waduk Faperika adalah 0,085 m3/detik dengan menggunakan Emboys Float Method dan 0,468 m3/detik dengan menggunakan Trapezoid Weir. Untuk itu perlu diperhatikan pemilihan lokasi pengukuran debit air yakni di bagian sungai yang relatif lurus, jauh dari pertemuan cabang sungai, tidak ada tumbuhan air, aliran tidak turbulen, serta aliran tidak melimpah melewati tebing sungai.
Keberadaan plankton di waduk Faperika tingkat keragaman jenisnya masih sedang dengan tidak ada jenis yang mendominasi. Selain itu keseragaman organismenya juga berada dalam keadaan seimbang.
Dari hasil pengamatan  dan percobaan mengenai kondisi perairan yang dilihat dari perameter fisika dan kimia, dilihat dari kadar oksigen terlarut, pH, suhu perairan ini baik untuk untuk tumbuhnya organism air, tetapi dilihat dari kadar karbondioksida bebasnya, perairan ini kurang baik untuk tumbuhnya organism makhluk hidup.
Dari hasil praktikum yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa orthofosfat adalah fosfat anorganik, merupakan salah satu bentuk fosfor yang terlarut dalam air. Orthofosfat terlarut terdiri dari ion-ion  ,  ,  .
Penentuan nitrat-nitrogen dilakukan dengan metode brucine, yaitu dengan pereaksi brucine dan asam sulfat pekat. Metode ini hanya sesuai untuk air sampel yang konsentrasi nitrat-nitrogennya 0,1-0,2 mg/L (selang terbaik 0,1-1 mg/L).
5.2. Saran
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan bahwa dalam pelaksanaan praktikum semestinya praktikan memperhatikan penjelasan dengan seksama agar praktikum berjalan dengan baik. Pada setiap praktikum hendaknya pengamatan diawasi oleh setiap pembimbing kelompok agar pelaksanaan praktikum berjalan dengan baik dan hasil yang di dapatkan lebih tepat karena adanya bantuan dari pembimbing. Dan semoga hasil praktikum ini bisa menjadi bahan pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA
Alearts, G. dan S. Santika, 1994. Metode Pengukuran Kualitas Air. Usaha Nasional. Surabaya.
Avenvair. 1994. Dampak Buangan Limbah Cair PT. Crumb Robber Factory Terhadap Kualitas Air Dan Fitoplankton Di Sungai Siak. Pekanbaru. Riau 59 hal.
Barus, T. A, 2003. Pengantar Limnologi. Jurusan Biologi FMIPA USU. Medan
Clemens dkk. 2011. Penuntun Praktikum Limnologi. Laboratorium Limnologi. Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan. Universitas Riau. Pekanbaru. 31 hal. (tidak diterbitkan)
Dahuri, R dan A. Damar. 1994. Metoda dan Teknik Analisis Kualitas Air. Kursus AMDAL Tipe B, kerjasama PSL – UNDANA dan BAPEDAL, Kupang. 7 November – 17 Desember 2004.
Davis, C. C. 1955. The Marine and Freshwater Plankton. Michigan State University Press. New York. 562 p.
Djamil, A. S. 2004. Al-quran Dan Lautan Arasy Mizan. Bandung. 552 hal.
Effendi, H. 2000. Telaahan Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan Perairan. IPB Press. Bogor.
______. 2003. Telaah Kualitas Air. Kanisius. Yogyakarta
Hauer, R. and G. Lambert, 1996. Methods In Stream Ecology. 674 p.
Kasry Adnan, Eni Sumiarsih dkk. 2009. Penuntun Praktikum Ekologi Perairan. Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan. Universitas Riau. Pekanbaru.
Kurnia, Fajar. 2001. Pengukuran Debit Air. PT. Nusa Abdi : Bengkulu. 211 hal.
Nybakken, J.W. 1992. Biologi Laut: Suatu Pendekatan Ekologis. Terjemahan oleh M. Edaman, Koesbiono, D. G. Begen, M. Hutomo dan S. Sukardjo. Gramedia.jakarta. 456 halaman.
Romimohtarto, K dan Juwana, S. 2001. Biologi Laut. Ilmu Pengetahuan Tentang Biota Laut. Penerbit Djambatan. Jakarta.Sachlan, M. 1980. Planktonologi. Diktat Perkuliahan Faperika Universitas Riau, Pekanbaru. 166 hal.
Siagian, M. 1997. Diktat Kuliah Ekologi Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Riau, Pekanbaru, 57 hal.
Sihotang. C. 1988. Limnologi II. Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan. Universitas  Riau,  Pekanbaru, 64 hal (Tidak diterbitkan).
______. 2006. Penuntun Praktikum Limnologi. Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan UNRI : Pekanbaru. 26 hal.
Sunu, P., 2001. Metodologi Lingkungan dengan Menerapkan ISO 14001. Gramedia. Jakarta. 298 hal
Thoha dkk. 2003. Variasi Kelimpahan Zooplankton dalam Kaitannya dengan Produktivitas Perairan Laut Banda. LIPI. Bogor-Jakarta.
Welch, p. S, 1952. Limnology 2nd edition. Mc Graw-Hill Book Company, Inc. New York. Toronto and London. 538 pp.
Wikipedia. 2011. www.wikipedia.com. (diakses pada tanggal 6 Desember 2011)





1. Alat-alat yang digunakan dalam pratikum :




Buku Penuntun Pratikum Kayu




Tali Penggaris




Botol aqua Stopwatch




Papan Weir Kalkulator




Buku Identifiksi Plankton Planktonet




Ember Mikroskop




Botol BOD Pipet tetes




Gelas ukur Botol Winkler




Suntik Thermometer



Beker gelas Vacum pump






Tabung reaksi Pipa Paralon




Kantong plastik     Buku Identifikasi Tumbuhan Air

No comments:

Post a Comment

CARA BUDIDAYA IKAN NILA MUDAH

Budidaya ikan nila merupakan sebuah budidaya yang sudah tidak asing lagi di negara kita Indonesia. Hampir diseluruh daerah pasti ada yang me...